Shell01.Top, Jakarta – Refleks merupakan gerakan otomatis yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan luar pada tubuh. Mekanisme ini terjadi dengan cepat dan tanpa disadari, sehingga berperan penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan tubuh.
Contoh tindakan refleks antara lain bersin dan batuk, di mana tubuh secara otomatis merespons untuk membersihkan saluran udara dari bahan iritan atau benda asing.
Bersin dan batuk adalah dua contoh umum refleks manusia. Ketika partikel asing atau zat pengiritasi masuk ke saluran pernafasan, respon refleks tubuh adalah bersin atau batuk untuk mengeluarkan benda tersebut.
Penting untuk memahami refleks sehingga Anda mengetahui bahwa tubuh manusia memiliki mekanisme bawaan untuk membantu mempertahankan diri terhadap bahaya lingkungan. Dengan memahami ciri-ciri, fungsi, contoh dan mekanisme refleks, seseorang dapat lebih memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap rangsangan dari luar.
Berikut Shell01.Top ulas refleks, ciri-ciri, fungsi, contoh dan dua mekanismenya, Rabu (06/03/2024).
Refleks adalah gerakan otomatis yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan eksternal yang masuk ke organ atau bagian tubuh yang terkena. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), refleks adalah suatu bentuk reaksi tubuh yang tidak disengaja dan tidak dipikirkan secara sadar.
Artinya refleks terjadi tanpa sadar dan spontan sebagai respons terhadap rangsangan luar.
Gerakan refleks merupakan bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh. Dijelaskan Evelyn C. Pierce dalam Anatomy and Physiology for Paramedics, gerakan refleks merupakan respon cepat tubuh terhadap rangsangan lingkungan. Gerakan ini jauh lebih cepat dibandingkan gerakan sadar karena prosesnya tidak melibatkan pemikiran atau pengolahan informasi di otak.
Contoh sederhana dari refleks adalah ketika seseorang secara refleks menarik tangannya ketika menyentuh permukaan yang panas, dan ketika ada benda asing masuk ke dalam tubuh melalui saluran tersebut, ia bersin dan batuk. Fitur dan fungsi utama
Ciri utama gerakan refleks adalah kecepatan dan ketidaksiapannya. Seperti kutipan dari buku M.J. Sekilas Neal di Farmakologi Medis, gerakan refleks terjadi tanpa perencanaan atau persiapan sebelumnya.
Hal ini berbeda dengan gerakan sadar, yang melibatkan pemikiran dan perencanaan sebelum dilakukan. Gerakan refleks juga terjadi dengan cepat, hampir seketika setelah timbulnya rangsangan.
Fungsi utama gerakan refleks adalah melindungi tubuh dari bahaya dan menjaga keseimbangan fisiologisnya. Ketika seseorang secara refleks menarik tangannya menjauh dari permukaan yang panas, ini adalah contoh bagaimana refleks tersebut membantu melindungi tubuh dari cedera atau kerusakan lebih lanjut.
Gerakan refleksif juga membantu menjaga keseimbangan tubuh, misalnya saja ketika seseorang secara refleks menyeimbangkan dirinya setelah tersandung atau melintasi permukaan yang tidak rata. Refleks visual (refleks mata)
Ketika cahaya mengenai retina, pupil secara refleks berkonstriksi (berkontraksi) untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Hal ini membantu menjaga tingkat pencahayaan optimal untuk penglihatan. 2. Refleks berkedip
Ketika suatu benda dengan cepat mendekati mata atau terjadi rangsangan mekanis pada area sekitar mata, manusia akan merespon dengan refleks berkedip untuk melindungi mata dari bahaya atau rangsangan. 3. Refleks batuk (Cough refleks)
Refleks batuk terjadi sebagai respons terhadap iritasi atau penyumbatan saluran napas. Saat saluran pernafasan teriritasi, tubuh secara refleks batuk untuk membersihkan saluran pernafasan dari zat-zat berbahaya. 4. Refleks bersin (refleks bersin)
Seperti halnya refleks batuk, refleks bersin terjadi sebagai respons terhadap iritasi pada saluran pernapasan bagian atas. Merupakan mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari debu, alergen dan zat asing lainnya. 5. refleks menelan (refleks menelan)
Refleks menelan terjadi ketika makanan atau cairan masuk ke tenggorokan. Ini adalah gerakan refleks yang membantu memindahkan makanan atau cairan dari mulut ke kerongkongan dan kemudian ke saluran pencernaan. 6. Refleks Moro
Refleks Moro merupakan respon refleks pada bayi yang melibatkan gerakan lengan dan kaki yang tiba-tiba melebar dan berkontraksi. Biasanya terjadi sebagai respons terhadap suara keras atau perubahan posisi tubuh bayi secara tiba-tiba. 7. Refleks menghisap (refleks menghisap)
Refleks menghisap merupakan gerakan refleks yang terjadi ketika ada sesuatu yang menyentuh bibir atau mulut bayi. Ini adalah reaksi alami yang membantu bayi dalam menyusu atau menerima makanan. 8. Refleks muntah
Refleks muntah terjadi ketika suatu benda mencapai tenggorokan atau faring sehingga dapat merusak saluran napas. Ini adalah reaksi tubuh yang mencegah benda asing masuk lebih dalam ke dalam tubuh. 9. Refleks gravitasi (refleks gravitasi)
Refleks gravitasi terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi melawan gravitasi bumi. Ini melibatkan penyesuaian otot-otot tubuh dan keseimbangan agar tetap stabil ketika posisi tubuh berubah. 10. Refleks mukosa (refleks silia)
Refleks lendir terjadi ketika lendir atau benda asing lainnya masuk ke dalam hidung. Ini adalah gerakan refleks yang menyebabkan hidung memproduksi lebih banyak lendir saat tubuh memerangkap dan mengeluarkan benda asing.
Evelyn menjelaskan manusia mempunyai dua mekanisme refleks atau gerakan refleks, yaitu: mekanisme monosinaptik.
Mekanisme monosinaptik merupakan salah satu mekanisme refleks paling sederhana pada sistem saraf. Proses ini terdiri dari dua jenis neuron, yaitu saraf aferen atau neuron sensorik yang menerima rangsangan dari reseptor, dan saraf eferen atau neuron motorik yang mengirimkan sinyal ke efektor sehingga menimbulkan gerakan refleks.
Prosesnya diawali dengan adanya stimulus atau rangsangan dari luar, yang diterima oleh reseptor. Reseptor kemudian mengirimkan sinyal listrik ke neuron sensorik, yang mengirimkan informasi tersebut ke sumsum tulang belakang. Dari sana, impuls listrik ditransmisikan melalui neuron motorik ke efektor yang menimbulkan gerakan refleks.
Contoh sederhana gerakan refleks monosinaptik adalah menendang atau menekan lutut, yang menyebabkan kaki otomatis menolak. Mekanisme polisinaptik
Mekanisme polisinaptik, sebaliknya, merupakan gerakan refleks yang lebih kompleks karena melibatkan neuron tambahan yang disebut neuron tunda. Prosesnya dimulai dengan rangsangan yang diterima oleh reseptor, yang kemudian mengirimkan sinyal ke neuron sensorik. Sinyal diteruskan ke sumsum tulang belakang, namun impuls listrik tidak terhubung langsung ke neuron motorik, tetapi terlebih dahulu melewati neuron tunda sebelum mencapai neuron motorik.
Fungsi neuron tunda adalah untuk memodulasi atau mengatur sinyal sebelum mencapai efektor. Misalnya pada refleks sentakan lutut, saat lutut dipukul, sinyal dari neuron sensorik mengaktifkan neuron latensi sebelum mencapai neuron motorik. Hal ini memungkinkan terjadinya refleks yang lebih kompleks, seperti menjaga keseimbangan tubuh saat lutut terjepit atau ditekuk. Perbedaan kedua mekanisme tersebut
Perbedaan utama antara mekanisme monosinaptik dan polisinaptik adalah jumlah neuron yang terlibat dan kompleksitas respons refleks. Mekanisme monosinaptik terdiri dari dua neuron sederhana, sedangkan mekanisme polisinaptik melibatkan interaksi yang lebih kompleks antara banyak neuron, termasuk neuron tunda.